Setiap Orang Punya Warna Oleh: Aang Riana Dewi Setiap orang punya cara terbaik sesuai versi dirinya masing-masing untuk memberikan kontrib...

Setiap Orang Punya Warna

Setiap Orang Punya Warna
Oleh: Aang Riana Dewi


Setiap orang punya cara terbaik sesuai versi dirinya masing-masing untuk memberikan kontribusi terbaik kepada Negeri. Tidak perlu memaksa sama jika menjadi beda membuat semuanya lebih indah berwarna.

Seperti kata pepatah, ada banyak jalan menuju Roma. Maka dari itu juga banyak cara berkontribusi kepada Negeri sesuai kapasitas dan apa yang sudah Allah anugerahkan dalam diri. Sebelum menemukan jati diri, sempat ada rasa insecure ingin menyamai apa yang sudah orang lain lakukan. Saat orang lain berkontribusi dengan membuat gerakan sosial, seolah dalam diri “memaksa” untuk melakukan hal yang sama padahal jelas kemampuan dan kapasitas tiap pribadi unik dan berbeda.

Masa pencarian jati diri seseorang akan dipertemukan dengan beragam hal tidak terduga yang kadang membuat shock, merasa tidak mampu, takut dan perasaan perasaan lainnya. Selama proses ini, seseorang juga akan dipertemukan dengan beberapa realita yang akan mempengaruhi cara berpikir, mimpi, dan target hidupnya. Tidak jarang dalam proses ini seseorang beberapa kali terombang ambing dalam menentukan tujuan dan fokus hidupnya; harus dengan cara apa kita berkontribusi untuk Negeri? Ini salah satunya.

Seringnya terbentur dalam kehidupan, menghadapi realita yang kadang tidak sesuai keinginan membuat seseorang berpikir mendalam. Seperti yang dikatakan oleh Gobind Vashdev seorang heartworker bahwa, “suka cita membuat kita melihat ke luar (apreasiasi, respon dunia). Namun dari duka cita membuat seseorang melihat ke dalam dirinya (merenung, memahami panggilan hati, keinginan diri).” Maka dari itu, seyogianya seseorang patut bersyukur saat menghadapi duka cita atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Karena dari situ justru seseorang bisa belajar banyak hal dan yang lebih penting bisa berproses sesuai jalan dan waktunya sendiri. Secara pribadi, saya pribadi sudah membuktikan ini.

Sempat memaksa untuk menjadi sama dengan orang lain dan beberapa kali gagal membuat saya merenung, “di mana seharusnya saya berproses? Apa sebenarnya misi Allah menurunkan saya ke bumi? Untuk apa?” Dari situ kemudian muncul semacam panggilan hati; menjadi wirausaha sepertinya cara Allah memberi petunjuk lewat istikharah saat pertama kali saya mulai masuk perguruan tinggi. Flashback sejenak, sebelum memutuskan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tempat saya belajar saat ini, kala itu Allah memberikan petunjuk melalui mimpi untuk fokus pada bidang Manajemen Bisnis dan berjalan hingga semester tujuh ini.

Pernah mempunyai banyak mimpi dan berusaha eksekusi, namun karena beberapa factor, akhirnya gagal. Kemudian dalam renungan panjang akhirnya panggilan hati meminta untuk fokus pada bisnis yang saat ini sudah saya geluti. Setelah beberapa kali berusaha mendirikan sebuah usaha namun dengan perasaan yang tidak karuan, akhirnya Allah membelokkan ke mana fokus saya ditujukan; kuliner, di mana saya merasa benar-benar punya passion, senang menjalani dan menikmati setiap prosesnya tanpa tergesa dan tanpa tuntutan dari pihak mana pun. Beragam inovasi terus Allah kirimkan melalui hati dan pikiran untuk segera diaplikasikan dalam wirausaha ini. Dan benar saja memang, bahwa ketika kita menjalani apa yang Allah pilihkan maka ndelalah ada-ada saja jalannya!

Trial eror dalam dunia wirausaha memang menjadi sebuah keharusan. Dalam dunia wirausaha semuanya tidak ada yang pasti, apa yang terjadi beberapa menit ke depan tidak pernah ada yang tau. Bahan baku yang mendadak naik, customer yang membatalkan pesanan atau proses baking yang gagal padahal takaran sudah sesuai dan seperti biasanya. Semua kerumitan dalam wirausaha benar-benar menguji kedewasaan dan mental pelakunya. Rasa jenuh dan ingin menyerah jelas ada, namun kembali pada motivasi awal tiap pribadi untuk tetap bertahan pada apa yang sudah menjadi pilihannya.

Banyak cara berkontribusi untuk Negeri dan seyogianya itu semua kita sesuaikan dengan passion dan kapasitas kita. Tidak usah memaksa untuk sama dengan yang dilakukan orang lain, karena kita semua berangkat dan berasal dari misi Allah menurunkan kita ke bumi. Ada yang melalui gerakan sosialnya dapat memberikan impact untuk sekitar. Ada yang melalui penelitiannya sehingga dapat memberikan kontribusi dalam dunia sains dan teknologi, ada yang melalui wirausahanya dapat mempekerjakan banyak orang dan membantu menghidupi sekitar.

Pada akhirnya, setiap manusia Allah turunkan ke bumi membawa suatu misi. Sempat merasa insecure saat melihat orang lain sudah menemukan jati diri dan fokusnya sementara diri sendiri masih terombang-ambing dan bingung harus berproses di jalan mana. Selalu bertumbuh dan jalani “sesuai waktumu,” masing-masing.


Biografi Penulis

Aang Riana Dewi adalah Mahasiswi IAIN Kudus, jurusan Manajemen Bisnis Syariah.


0 komentar: